1.
 Memperbanyak bacaan shalawat 
Dari
Abu Umamah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, 
أَكْثِرُوا
عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى
تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ
صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً 
“Perbanyaklah shalawat kepadaku 
pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada
setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling
dekat denganku pada hari kiamat nanti.”
2.
Membaca surah Al Kahfi 
Dari
Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, 
من قرأ سورة
الكهف كما أنزلت ، كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ، ومن قرأ عشر آيات
من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه ، ومن توضأ ثم قال : سبحانك اللهم وبحمدك لا
إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك كتب في رق ، ثم طبع بطابع فلم يكسر إلى يوم
القيامة 
“Barangsiapa
membaca surat Al Kahfi sebagaimana diturunkan, maka ia akan mendapatkan cahaya
dari tempat ia berdiri hingga Mekkah. Barangsiapa membaca 10 akhir ayatnya,
kemudian keluar Dajjal, maka ia tidak akan dikuasai. Barangsiapa yang berwudhu,
lalu ia ucapkan: Subhanakallahumma wa bi hamdika laa ilaha illa anta,
astagh-firuka wa atuubu ilaik (Maha suci Engkau Ya Allah, segala pujian
untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku
senantiasa memohon ampun dan bertaubat pada-Mu), maka akan dicatat baginya di
kertas dan dicetak sehingga tidak akan luntur hingga hari kiamat.” 
3.
Memperbanyak do’a di hari Jum’at 
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membicarakan mengenai hari Jum’at lalu ia
bersabda, 
فِيهِ سَاعَةٌ
لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ
تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ 
“Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa
ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta” Lalu beliau mengisyaratkan
dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.(HR Bukhari Muslim) 
4.
Memperbanyak berdzikir di hari Jumat 
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Wahai
orang-orang yang beriman, jika kalian diseru untuk shalat pada hari jum’at,
maka bersegeralah mengingat Allah…” (QS. AlJumu’ah: 9) 
5.
Memotong Kuku dan mencukur bulu ketiak 
Syekh
Muhammad bin Ismail Al-Muqaddam mengatakan, “Terdapat beberapa riwayat tentang
tata cara memotong kuku. Memotong kuku ini bisa dilakukan di hari Kamis, Jumat,
atau hari lainnya. Tidak terdapat dalil sahih yang memberikan batasan waktu
memotong kuku dengan hari tertentu. Namun, umumnya ulama menganjurkan untuk
melakukannya di hari Jumat. Mengingat, hari Jumat adalah hari raya mingguan.
Demikian pula untuk memotong bagian tubuh yang kotor lainnya. Akan tetapi,
tidak ada dalil yang mengkhususkan hal ini dengan waktu tertentu atau batasan
tertentu. Karena itu, selama kuku ini layak untuk dipotong maka hendaknya
seseorang memotongnya.” (Sunan
Al-Fitrah, 3:3) 
Dari
sahabat Anas Ra : “Kami memberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong,
membersihkan bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak ditinggalkan
lebih dari batas waktu 40 malam” (HR. Muslim). 
Artinya
para sahabat dalam praktik membersihkan diri tadi tidak sampai mengakhirkan
hingga batas akhir 40 hari, andaikan mereka mengakhirkan tidak pernah lewat
hingga sampai masa 40 hari, bukan maksudnya membersihkannya diizinkan 40 hari
sekali (tetapi setiap saat terlihat panjang meskipun belum sampai 40 hari sunah
untuk di potong/dicukur). [ AlMajmu’ Alaa Syarh Almuhadzzab I/287 ]. 
Sumber
: Majalah Ummi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar