7 Golongan Yang Mendapat Naungan Allah Pada Hari Kiamat
Hal tersebut telah termaktub dalam sebuah hadits:
Artinya: “Tujuh golongan yang akan diberi naungan oleh Allah pada
hari kiamat yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Imam atau
pemimpin yang adil; Pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Rabbnya; Seorang
yang hatinya bergantung di masjid-masjid; Dua orang yang saling mencintai
karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; Seorang laki-laki
yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu
dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”; Orang yang bersedekah
dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Orang yang mengingat Allah
dalam keadaan sepi sehingga berlinang air matanya“. (HR. Bukhari
dan Muslim)
1. Pemimpin yang adil
Pemimpin adil
tidak hanya dicintai oleh rakyatnya, tetapi juga dicintai oleh Allah dan berhak
mendapatkan naungan-Nya kelak di hari kiamat. Pemimpin yang dimaksud
diantaranya presiden, gubernur, bupati, camat, lurah, kepala sekolah,
 atau kepala rumah tangga (suami) dan pemimpin-pemimpin lainnya. Karena
setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya
kelak di akhirat. Oleh karena itu, jadilah seorang pemimpin  yang mampu
bertindak adil.
2. para pemuda yang taat beribadah
Di pundak
merekalah masa depan bangsa dan agama. Allah sangat mencintai orang-orang yang
taat dalam ibadah, tetapi Allah jauh lebih mencintai kagum kepada para pemuda
yang rajin dan taat beribadah.
Lihat bagaimana
pemuda saat ini, masih banyak yang menyukai kebebasan, kesenangan duniawi,
kemaksiatan, kejahatan, dan segala bentuk perbuatan yang dilarang oleh Allah
SWT. Selagi masih muda, main sana sini, tak ada batas laki dan
perempuan dalam bergaul, senang pergi ke tempat-tempat hiburan, tidak mau
memakai hijab sebelum menikah, sholat terabaikan, dan alasan-alasan lainnya.
Begitulah cara
Allah memberikan hadiah kepada pemuda-pemuda yang tumbuh dan rajin
dalam ketaatan ibadah. Allah akan menaunginya kelak di hari kiamat.
3. Seorang laki-laki yang hatinya bergantung pada masjid
Karena cintanya
pada Masjid, ia akan selalu menghiasi dan menghidupkannya dengan dzikir dan
sholat berjamaah di Masjid. Orang yang tidak melewatkan kesempatan untuk
memakmurkan masjid dengan ibadah dan amalan-amalan shalih, insyaAllah kelak di
hari kiamat akan mendapatkan naungan dari Allah SWT.
4. Orang yang saling mencintai karena Allah karena Allah
Mencinta seseorang
karena Allah adalah cinta yang tidak dapat dinodai oleh unsur-unsur
keduniaan, ketampanan, fisik, kekayaan, kedudukan, suku, bangsa dan yang
lainnya. Namun dia melihat dan mencintai seseorang karena ketaatannya
dalam melaksanakan perintah Allah dan kekuatannya dalam meninggalkan segala
larangan-Nya.
Jika dua orang
saling mencintai karena masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah,
bertemu dengan keadaan selalu mengingat Allah dan berpisahpun tetap
dalam mengingat Allah, maka keduanya akan selamat di hari kiamat.
5. Seorang laki-Laki yang diajak (berzina) oleh wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, lalu ia berkata, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
Begitupun
sebaliknya, jika seorang wanita diajak oleh laki-laki tampan dan berkedudukan, kemudian
ia menolak seraya berkata: “Sungguh aku takut kepada Allah“,
InsyaAllah ia akan diberikan perlindungan oleh Allah kelak di yaumil akhir.
6. Bersedekah dengan cara sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya.
Allah berfirman
dalam surat Al-Baqarah ayat 271:
Artinya: “Jika
kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan“.
Bersedekah dengan
menggunakan tangan kanan, sehingga tangan kiri tidak mengetahui apa yang
diberikan oleh tangan kanannya adalah tanda bahwa ia ikhlas dalam
bersedekah. Tidak diungkit-ungkit atau dipamerkan sehingga berujung pada riya’.
Ikhlas merupakan dasar utama diterimanya segala ibadah. Jika tidak ikhlas maka
semuanya akan sia-sia.
7. Mengingat Allah dalam keadaan sepi sehingga berlinang air matanya
Seseorang yang
menangis karena mengingat Allah dalam kesendiriannya insyaAllah akan mendapat
naungan-Nya dihari kiamat. Menangis yang dimaksud tidak dibuat-buat, semua
karena keimanan yang tidak dapat direkayasa. Menangis karena takut kepada
Allah, takut akan segala azab dan siksaan Allah, sehingga ia akan memagar
dirinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Syaikh Muhammad
bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Wahai saudaraku, jika
engkau menyebut Allah, sebutlah dengan hati yang kosong dari memikirkan yang
lain. Jangan fikirkan sesuatupun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu
selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis karena takut kepada Allah atau
karena rindu kepada-Nya. Karena, seseorang tidak mungkin menangis sedangkan
hatinya tersibukkan dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis
karena rindu kepada Allahdan karena takut kepada-Nya jika hatimu tersibukkan
dengan selain-Nya? Oleh karena itu, Rasulullah bersabda, “Seorang laki-laki
yang menyebut Allah di tempat yang sepi”, yaitu hatinya kosong dari selain
Allah, badannya juga kosong (dari orang lain), dan tidak ada seorangpun di
dekatnya yang menyebabkan tangisannya menjadi riya’ dan sum’ah. Namun, dia
melakukan dengan ikhlas dan konsentrasi”. (Syarh Riyadhus Shalihin
no. 449)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar