Selasa, 28 Juni 2016

Usaha Daya Tarik Wisata Budaya Pariwisata budaya merupakan jenis pariwisata yang berdasarkan pada mosaik tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan pengalaman yang memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan masyarakat, yang merefleksikan keanekaragaman (diversity) dan identitas (karakter) dari masyarakat atau bangsa bersangkutan. Pariwisata budaya memanfaatkan budaya sebagai potensi wisata dan budaya yang dapat dibedakan menjadi tiga wujud, yaitu gagasan, aktivitas dan artefak. a. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan berupa kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak pada kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat itu menyatakan gagasan dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya penulis warga masyarakat tersebut. b. Aktivitas (tindakan) Aktivitas berupa wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, dan bergaul dengan manusia lain menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati serta didokumentasikan. c. Artefak (karya) Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia dan keseluruhannya membentuk sebuah potensi wisata yang menarik. Berdasarkan wujud tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama. a) Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. b) Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial merupakan ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Berdasarkan wujud dan komponen tersebut, pengusaha daya tarik wisata budaya mencoba menonjolkan sebuah daya tarik sebagai berikut. a. Situs arkeologi, sejarah dan budaya, seperti monumen, gedung bersejarah, rumah ibadah, daerah atau kota bersejarah (medan perang), situs purbakala museum. Contoh situs Sangiran tempat ditemukannya manusia purbakala, kawasan kota tua di Jakarta, candi Borobudur di Jawa Tengah. b. Pola kehidupan masyarakat Kebudayaan yang berbentuk adat-istiadat, busana, upacara keagamaan, tradisi, gaya hidup. Beberapa contoh pola kehidupan masyarakat yang menjadi daya tarik wisata, seperti upacara Ngaben di Bali, upacara Grebeg Maulid di Yogyakarta. c. Seni dan kerajinan tangan baik berwujud atau tak berwujud, seperti tari, musik, drama, patung, arsitektur. d. Kegiatan ekonomi masyarakat berupa perkampungan nelayan, kehidupan petani. Sebagai contoh desa wisata Cinangneng di Bogor, perkampungan Naga di Garut. e. Festival budaya baik yang rutin setiap bulan atau kegiatan tahunan dalam masyarakat, seperti upacara panen padi, festival layang-layang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar